
MAKASSAR – Tujuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Unhas mengundurkan diri sebagai pengajar S3 manajemen, dimana salah satunya adalah Prof Muhammad Idrus Taba. Ia menerangkan, pengunduran diri ini bermula adanya lima guru besar yang tidak diberikan mata kuliah di S3 di management.
“Tentu kami pertanyakan ke ketua prodinya kan, Profesor Musran namanya, lalu dia ini memberi jawaban bahwa, itu soal mengajar dia adalah opsi dekan. Saya kaget opsi apa? artinya mau-maunya Dekan. Oh tidak bisa. Saya bilang ini institusi, institusi itu ada aturannya,” kata Prof Idrus Taba, dilansir dari herald.
Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa mengatakan dengan adanya isu pengunduran diri 7 Guru Besar ini, lalu dihubung-hubungkan dengan informasi adanya mahasiswa S3 yang ingin diluluskan oleh Dekan FEB, walau mahasiswa tersebut tak pernah masuk kuliah.
Namun rektor menyatakan, Dekan berhak memilih siapa saja dosen yang akan diberikan mata kuliah atau tidak.
“Yang kedua, informasi yang kemudian dihubung-hubungkan. Memang ada keberatan dari seorang dosen karena dia tidak diberi lagi mengajar. Dekan itu boleh untuk memilih siapa yang boleh mengajar, siapa yang tidak,” urai Prof JJ dalam konferensi persnya, di kampus Unhas, Jum’at 4 November 2022, dilansir dari herald.
Pernyataan Prof Idrus Taba.
Sebelumnya, Prof Idrus Taba menerangkan, pengunduran diri ini bermula adanya lima guru besar yang tidak diberikan mata kuliah di S3 di management.
Prof Idrus Taba bilang, bahwa dirinya pertama yang menyuarakan pengunduran diri ini.
“Ini bermula di saya, saya fokus aja ke inti persoalannya, banyak. Tapi di program studi S3 Management itu saya pemula, saya yang awal mula kaget ini karena melihat ada 5 guru besar yang tidak diberi mata kuliah mengajar di S3 di management,” ujar Prof Idrus Taba kepada Herald.id saat dihubungi, Rabu 2 November 2022, dilansir dari herald.
Lanjutnya, sementara secara kompetensi dan kepakaran, lima guru besar ini sangat layak untuk mengajar di S3 management Unhas. Apalagi, lima guru besar ini dari bidang keuangan, marketing dan sumber daya manusia. Anehnya kata Prof Idrus Taba, Dekan FEB dan orang terdekatnya seperti wakil dekan dan ketua prodi Magister Manajemen (MM) mengajar sebanyak lima mata kuliah.
“Sementara saya lihat Dekan, dan juga orang-orang terdekatnya wakil dekan satu, ketua Prodi MM maupun yang lain-lain itu itu rata-rata 5 dan 4 (mata kuliah). Jadi saya kaget, loh ngapain kamu sampai 5 Mata kuliahmu, lalu ada guru besar yang kamu tidak kasih,” terangnya.
Bahkan papar dia, ada salah seorang dosen yang baru saja pulang studi di Jawa, langsung mengajar di bidang keuangan, padahal ada Profesor di bidang tersebut tidak diberikan kesempatan yang sama.
“Kemudian ada bahkan lebih menjengkelkan lagi, karena ada salah seorang dosen yang baru pulang dari studi di Jawa, baru pulang, belum terima jasanya, doktor langsung dikasih mengajar, Bidang keuangan. Sementara Profesor di bidang keuangan tidak dikasih mengajar loh ada apa, itu yang saya pertanyakan,” kata Prof Idrus Taba.
“Tentu kami pertanyakan ke ketua prodinya kan, Profesor Musran namanya, lalu dia ini memberi jawaban bahwa, itu soal mengajar dia adalah opsi dekan. Saya kaget opsi apa? artinya mau-maunya Dekan. Oh tidak bisa. Saya bilang ini institusi, institusi itu ada aturannya,” tambahnya.
Alasan kedua sebut Prof Idrus Taba, ada hal yang tidak layak disampaikan sehingga guru besar ini tidak dikasih mengajar. Namun, lanjut Prof Idrus Taba, Dekan FEB Unhas tidak pernah menyampaikan hal tersebut ke guru besar itu.
Lebih jauh, dari 7 guru besar yang mengundurkan diri cuman lima guru besar yang tidak diberikan mata kuliah mengajar. Namun, ada satu yang tidak bersedia bertanda tangan.
Tiga dari tujuh guru besar yang mengundurkan diri ini masih ada mata kuliahnya, termasuk Prof Idrus Taba. Namun, dari tiga ini ikut mengundurkan diri karena adanya ketidakadilan dalam FEB Unhas itu.
“Ada tidak masukkan satu (guru besar) karena dia tidak bersedia tanda tangan, jadi cuma 4. Tapi kemudian menyusul tiga, tiga ini ada ji semua mata kuliahnya, ada ji mata kuliahnya. Cuman kami merasa ini ada ketidakadilan, kita kan dukung ini lima orang ini, guru besar ini,” tutupnya. [ip]
Comment