Akankah Konsep KA Melayang Makassar Ala Danny Pomanto Terwujud?

Dipublikasikan November 5, 2022 11:16 PM oleh Admin

Kereta api melayang (ilustrasi)

MAKASSAR – Diketahui, Kereta Api Makassar – Parepare dengan rute Stasiun Garongkong di Kabupaten Barru menuju Stasiun Mangilu di Kabupaten Pangkep, sepanjang 66 km, dengan melintasi 7 stasiun, mulai dibuka secara umum, Sabtu (29/10/2022) lalu.

Sementara itu tentang Pembangunan jalur kereta api (KA) yang melintasi Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan desain KA dibuat rel darat (at grade) ataukah melayang (elevated), masih menjadi perbincangan.

Sebelumnya diketahui perbedaan konsep antara Wali Kota Makassar dan Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel.

Hingga saat ini, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, tetap bersikukuh dengan konsep rel kereta api elevated atau melayang di Makassar, Sulawesi Selatan.

Hal itu dikatakan Danny saat menanggapi kemungkinan Balai Kereta Api menawarkan rel kereta api dengan konsep gabungan melayang atau di darat (at grade). Dikabarkan, rel kereta api nantinya akan dibuat elevated di kawasan yang penduduknya padat. Begitu pun sebaliknya.

“(Tetap) Elevated karena kalau dia naik turun, naik turun itu juga tidak lucu. Kalau padat naik turun lagi. Memangnya orang roller coaster ini. Tidak, sekali naik saja,” ucapnya, Jumat (4/11/2022), dilansir dari fajar.

Menurutnya, dengan konsep gabungan seperti itu, tetap akan melanggar tata ruang Kota Makassar.

“Itu tidak bijak karena sekarang kelihatan tidak padat. Padahal yang akan datang dia menjadi kawasan tata ruang. Lihat tata ruangnya, lihat masa depannya. Di situ adalah kawasan permukiman, padat. Dan kota baru yang ditetapkan oleh pusat juga. Itu hari PUPR. Itu sudah ditetapkan jadi kota baru. Dan jangan dilihat sekarang. Lihat tata ruangnya. Jadi kalau kepadatan dilihat sekarang, itu keliru,” jelas Danny.

BACA JUGA  Safari Ramadan di Masjid Babut Taqwa, Camat Mariso Haswin Ajak Warga Sukseskan Program Walikota Makassar

Tanggapan DPRD Makassar

DPRD Kota Makassar akan memediasi penyelesaian polemik pembangunan jalur kereta api (KA) yang melintasi Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pihak yang terlibat dalam akan duduk bersama membahas polemik desain KA dibuat rel darat (at grade) ataukah melayang (elevated).

“Memang persoalan yang saya lihat lebih ke elevated dan landed. Kalau Pemerintah Kota mau kepada elevated,  sedangkan pihak BPKA mau landed,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Adi Rasyid Ali dalam keterangannya.

Makanya Pemkot Makassar dan Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel akan dipertemukan. Pemprov Sulsel juga akan didudukkan bersama dalam rapat dengar pendapat (RDP) membahas kisruh desain rel KA di Makassar yang direncanakan pekan ini.

“Inikan saling sahut menyahut antara Pemerintah Kota dan Balai, ada Pemprov juga. Kalau saya ini harus dipanggil RDP, harus dihadirkan pihak Balai, Pemkot, Pemprov, supaya kita tahu apa yang sebenarnya,” ujar Adi Rasyid Ali.

Pakar Sebut Elevated KA Lebih Ramah Lingkungan

Sementara Ketua DPW Ikatan Pengkaji Lingkungan Hidup Indonesia (Inkalindo) Sulawesi Selatan, Haris Djalante menilai rel kereta api elevated  memang lebih ramah lingkungan, dibanding at grade.

“Ketika saya ditanya bagaimana (rel kereta api) elevated dan at grade, saya kira dari sisi lingkungan memang lebih ramah lingkungan elevated,”  ujar Haris.

Menurut Haris, kekhawatiran Wali Kota Makassar Danny Pomanto terkait ancaman banjir ketika rel dibuat at grade merupakan hal yang wajar.

BACA JUGA  Tebar Berkah Ramadan, Ini yang Dilakukan Town Management Development Makassar

“Pak Danny saya kira dalam posisi kehati-hatian. Wajar, karena beliau wali kota,” pungkasnya.

Beda Konsep Wali Kota Makassar dan BPKA Sulsel

Sebelumnya Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel Andi Amanna Gappa menuturkan perencanaan kereta api ke Makassar tidak pernah diubah. Sejak awal proyek ini berjalan, desain kereta api ke arah Makassar memang direncanakan at grade atau di darat.

“Jadi kita tidak pernah mengubah desain. Kenapa desainnya at grade, karena kita lihat ruang bebasnya. Jalur ke Makassar belum masuk ke dalam kota,” tutur Amanna Gappa.

Sementara Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto diketahui menginginkan jalur kereta api Makassar dibuat melayang (elevated). Danny tidak setuju jalurnya dibuat di darat (at grade) sesuai dengan rencana BPKA Sulsel karena dianggap melanggar tata ruang.

“Saya anggap kereta api kalau at grade itu salah desain, termasuk penentuan yang tidak pas. Saya tidak mau dirusak ini tata ruang kota,” kata Danny, Jumat (15/7/2022).

Sebagai informasi, Kereta Api Makassar – Parepare dengan rute Stasiun Garongkong di Kabupaten Barru menuju Stasiun Mangilu di Kabupaten Pangkep mulai dibuka secara umum, Sabtu (29/10/2022) lalu.

Kereta Api ini melalui 7 stasiun yakni : Stasiun Garongkong – Stasiun Barru (4,7 Km); Stasiun Barru – Stasiun Tanete Rilau (9 Km); Stasiun Tanete Rilau – Stasiun Mandalle (12,7 Km); Stasiun Mandalle – Stasiun Ma’rang (7,8 Km); Stasiun Ma’rang – Stasiun Labakkang (9 Km); dan Stasiun Labakkang – Stasiun Mangilu (8,8 km). [ip]

Comment