Editorial: Krisis Iklim adalah Jalan Raya Menuju Neraka

Dipublikasikan November 9, 2022 3:15 PM oleh Admin

Ilistrasi kekeringan karena perubahan iklim

DAILYMAKASSAR.ID – SAAT INI para pemimpin dunia dan para pakar iklim berkumpul dalam hajatan penting, yaitu konferensi iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (COP27) di Mesir. Konferensi ini bertujuan mengusung agenda pengelolaan bumi yang bebas emisi, sekaligus menjaga pemanasan global di bawah 2°C pada tahun 2100.

Dalam KTT ini, delegasi Indonesia langsung dipimpin oleh Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin. Wapres dalam sambutannya menekankan perlunya paradigma kolaborasi dalam menghadapi tiga krisis sedang melanda planet kita, yakni perubahan iklim, polusi dan hilangnnya keaneka ragaman hayati. Semua krisis ini saling bertaut.

BACA JUGA  Editorial: Andi Iwan Aras, Kader Partai yang Layu Sebelum Berkembang

Pernyataan Wapres Ma’ruf Amin ini sangat mendasar karena memang diperlukan komitmen kuat bersama, terutama dari para pemimpin dunia untuk menyadari betapa gentingnya permasalahan perubahan iklim iki bagi kelangsungan kehidupan di bumi.

Menurut ilmuwan iklim dari Universitas of Melbourne, Andrew King, berbagai bencana alam dan krisis pangan yang menimpa dunia saat ini tidak terlepas krisis perubahan iklim yang sudah masuk ketahap genting.

Bahkan Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan umat manusia kini sedang berada pada jalan raya ke neraka iklim dan kaki kita menginjak pedal gas mobil dengan kencang.

“Kita sedang memperjuangkan kehidupan kita dan kita sedang kalah.”, katanya.

Berubah atau kita akan punah. Itulah kata tepat untuk semua ini. Jangan ada lagi penundaan dengan dalih apa pun, karena pertaruhannya adalah kelangsungan kehidupan kita dan anak cucu kita ke depan.

BACA JUGA  Editorial: Kotak Kosong Atau Otak Kosong

Bagi kita warga biasa mari kita bangun kesadasaran untuk memberi secercah harapan bagi nasib hidup kita dan generasi mendatang dengan melakukan perubahan dengan hal-hal kecil.

Mengurangi pemakaian sampah plastik, mengurangi pemakaian AC yang menyumbang emisi rumah kaca dan menanam pohon dan tanaman di halaman rumah.

Mungkin perbuatan kita tak seberapa, namun jika dilakukan bersama akan berdampak sangat besar menyelamatkan bumi tempat satu-satunya kita hidup. Mari selamatkan anak-cucu kita dengan berubah mulai saat ini [Redaksi]

Comment