Editorial: Etika dan Moralitas dalam Jabatan Publik

Dipublikasikan November 7, 2021 1:39 PM oleh Admin

Etika dan moral (ilustrasi)

Setiap jabatan publik mengembang sebuah amanah besar. Sejak mengangkat sumpah di hadapan negara dan Tuhan, seorang pejabat publik diandaikan telah lulus dalam sikap dan prinsip tentang etika dan moralitas

Dailymakassar.id – EDITORIAL – PERSOALAN etika dan moralitas dalam jabatan publik masih menjadi pekerjaan rumah yang belum juga bisa dibereskan di negara ini.

Terlepas dari sisi rasa keadilan dan penegakan hukum (law enforcement) -yang nasibnya masih centang perenang, baiknya muara segala sikap dan perilaku pejabat publik adalah kuatnya nilai-nilai etika dan moralitas. Karena dari sanalah bakal lahir sebuah integritas yang bisa menjadi penopang landasan dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan.

Beberapa waktu lalu, media massa menyorot keras adanya dugaan keterlibatan dua menteri dalam bisnis menguntungkan tes PCR. Dikatakan sangat menguntungkan karena dibarengi dengan munculnya kebijakan untuk mewajibkan setiap warga yang hendak melakukan perjalanan udara melakukan tes PCR.

Kebijakan ini memang mengundang reaksi protes publik, apalagi ketika dari penelusuran media, ada dua menteri yang ditengarai mempunyai kemungkinan besar mendapat keuntungan dibalik lahirnya kebijakan tersebut.

Publik menilai, ada unsur perbuatan yang bisa mengarah ke tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan melanggal pasal terkait penyelenggeraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.

Apakah ‘ingar bingar’ ini memang akan menuju pada sebuah proses hukum dan memiliki dampak pada konstalasi susunan kabinet Jokowi-Ma’ruf, belum diketahui pasti.

Namun pelajaran berharga dari semua ini adalah pertanyaan kembali tentang bagaimana etika dan moralitas dalam pejabat publik. Karena di sanalah letak segala sengkarut yang terkait dengan konflik kepentingan serta munculnya ‘perselingkuhan’ antara kekuasaan dan perusahaan. Di sanalah, dalam nir etika dan moralitas, segala yang merugikan rakyat dan kekuasaan yang hanya menguntungkan segelintir orang bisa terjadi. (Redaksi)

Comment