EDITORIAL — KONTESTASI PEMILIHAN WALI KOTA (Pilwali) Makassar mulai terpotret. Pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota telah mengerucut ke beberapa figur.
Setelah bakal pasangan calon (paslon) Andi Seto Asapa-Rizki Mulfiati Lutfhi telah lebih dahulu berseliweran di jagat linimasa dan media, muncul bakal pasangan calon Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzih.
Selang tak lama, paket Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham menancapkan identitasnya sebagai bakal paslon.
Patut diinformasikan, tiga pasangan bakal calon ini, belum secara resmi berpaket di Pilwali. Hal itu dikarenakan masih harus dibuktikan dengan terbitnya dukungan resmi dari partai pengusung berupa formulir B1/KWK. Formulir lampiran inilah yang wajib disetorkan pasangan calon saat pendaftaran resmi di KPU, 27-29 Agustus 2024.
Lantas bagaimana menelisik kekuatan dari para bakal paslon ini dalam perspektif elektoral, dukungan partai serta pembacaan kinerja tim mereka?
Appi-Aliyah
Munafri Arifuddin atau Appi saat ini menjabat sebagai ketua DPD Partai Golkar Makassar. Sebagai ketua partai yang cukup signifikan menempatkan wakilnya di parlemen, Appi dinilai punya kelebihan karena mampu langsung mengontrol kinerja mesin partai-nya. Apalagi saat ini Golkar berhasil menempati posisi kedua setelah NasDem.
Patut diperhitungkan pula bahwa Appi telah memiliki jam terbang yang tinggi dalam urusan pemilihan wali kota. Tercatat, dia telah dua kali menjadi kontestan Pilwali, walau dalam perjalanannya dia selalu kalah dengan Danny Pomonto.
Bahkan di Pilwali 2018, Appi malah harus mengakui keperkasaan kotak kosong setelah pesaingnya Danny Pomanto dieliminasi dari bursa pencalonan oleh KPU Makassar.
Tak hanya itu, survei Appi dalam beberapa lembaga selalu teratas di semua lembaga survei yang pernah rilis di Kota Makassar.
Sementara itu, Aliyah merupakan politisi perempuan yang sudah malang melintang di jagat politik Sulsel. Hal ini dibuktikan dengan menjadi anggota DPR RI dua periode dari dapil Sulsel.
Seto-Rezki
Di Makassar, nama Andi Seto sebenarnya belum terlalu mengakar. Dia adalah Bupati Sinjai periode 2018-2023.
Namun kemampuan lobi dan kedekatannya dengan para petingi Gerindra –dia termasuk kader Gerindra, maka Andi Seto mulus mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra. Dan disusul Partai Nasdem Kota Makassar. Patut dicatat, kedua partai ini menjadi pimpinan DPRD periode 2024-2029.
Sedang Rizki Mufiati Lutfhi dikenal sebagai sosok legislator DPRD Sulsel. Rizki menjabat sejak 2019 lalu dan tahun?2024 ini, Rezki kembali terpilih di dapil Sulsel II.
Di awal menggelindingnya berbagai simulasi bakal pasangan calon di Pilwali, sosok yang akrab dipanggil Rizki ini sebenarnya belum terlalu mencuat. Bahkan ketika nama Rizki masuk dalam perbincangan bursa wakil Andi Seto, penolakan muncul dari tim pemenangan Andi Seto.
Sekretaris Tim Pemenangan Andi Seto Asapa Illank Radjab mengatakan, hingga detik ini Andi Seto belum menentukan calon wakilnya.
Bahkan, isu Andi Seto berpasangan Rezki di Pilwalkot Makassar kata Illank hanya isu belaka dari sejumlah kelompok.
“Kami belum menentukan sama sekali siapa yang akan menjadi calon 02 Andi Seto,” katanya saat ditemui di kawasan Boulevard, Kota Makassar, Sabtu (20/7/2024) lalu.
“Jika terdapat nama, gambar, atau pamflet yang beredar untuk mencoba memasangkan Andi Seto Asapa dengan figur-figur tertentu, hal tersebut hanyalah rumor tak berdasar,” katanya.
Namun seiring dinamika politik yang makin intens, akhirnya Rizki mampu menancapkan posisinya sebagai bakal calon wakil wali kota terkuat mendampingi Andi Seto.
Sebagai informasi, dalam beberapa survei yang telah beredar, Andi Seto berada di peringkat ke tiga.
Indira-Ilham Ari
Indira Yusuf Ismail merupakan istri Wali Kota Makassar Danny Pomanto. Jabatannya sebagai Ketua PKK Kota Makassar selama dua periode kepemimpinan Danny Pomanto membuat basis politik Indira sangat kuat, terutama di kantong-kantong suara militan Danny Pomanto.
Dalam periode tersebut, Indira dengan jeli membangun jejaringnya. Walau namanya belum mampu dilepas dalam bayang-bayang sang suami (Danny Pomanto), namun secara perlahan dia bisa membangun personalitas (brand) politiknya sendiri.
Dalam dunia politik, dia telah punya pengalaman di berbagai ajang pemilihan. Sebutlah pada Pemilu 2019, dia ikut dalam Pemilu DPR RI melalui dapil Sulsel I.
Dengan demikian, dalam soal jam terbang politik, Indira telah menunjukkan kemampuannya dalam memainkan catur politik di Makassar.
Timbaan pengalaman dari mendampingi Danny Pomanto adalah ruang pembelajaran Indira mematangkan dirinya.
Sebagai informasi, saat ini Indira sudah mengantongi dukungan dari PPP, Perindo dan PKB. Dalam survei terbaru Indira berada di posisi ke dua dalam elektabilitas.
Sementara itu, Ilham Ari Fauzi dinilai cukup menghentak publik Makassar. Pasalnya, namanya jarang beredar dalam lingkar bursa Pilwali Makassar. Putra dari Wakil Ketua MPR RI Amir Uskara ini masuk dalam bursa kemudian menjadi pembicaraan hangat di Makassar.
Diketahui walau pun telah berkiprah dalam kerja-keja politik, alumnus Universitas Indonesia ini baru kali ini memasuki ajang kontestasi Pilwali.
Ilham banyak dinilai sebagai wakil representatif generasi Z di kancah politik. Ilham bisa dikatakan ‘Gibran atau Kaesang”-nya Makassar. Apalagi diketahui bahwa saat ini pemilih muda mendominasi Makassar dengan angka sekitar 52%.
Kalau memang benar ketiga pasangan bacalon ini lolos dalam persyaratan untuk menjadi pasangan calon, bisa dipastikan kontestasi akan sengit. Kejelian dalam memainkan strategi sangat dibutuhkan, mengingat pemilih Makassar sangat dikenal kritis serta berwatak independen. Warga Makasssar tak gampang digiring. Kemenangan kotak kosong di Pilwali 2018 lalu yang mencatatkan rekor satu-satunya di dunia, adalah pelajaran berharga bagi para kontestan dan tim-nya untuk tidak menganggap warga Makassar hanya ‘alat’ mencapai tujuan kekuasaan. (Redaksi)